Body Shaming Terhadap Anak

"Anaknya hitam ya," seru seseorang kala itu. Geram sekali rasanya mendengar pernyataan itu. Bayi yang baru berumur beberapa hari saja sudah jadi korban body shaming.
Body Shaming Terhadap Anak

Ingin menyangkal, tapi rasanya tidak enak. Pasti ada emosi yang menyulut di sana. Memang kuakui, diri ini gampang tersulut emosi. Apalagi menyangkut harga diri. Ingin mengabaikan, tapi tidak semudah itu. Ucapan itu kadang bisa menari­nari di pikiran hingga berhari­-hari lamanya.

Mungkin begini rasanya, saat seseorang menjadi korban pem­bully­an. Beruntung, zaman kecil dan masa­masa sekolah dulu, kasus bullying tidak semarak sekarang. Body Shaming terhadap buah hatiku tidak hanya terjadi sekali. Dulu, sewaktu si sulung lahir, juga terjadi hal serupa.

Memang berlain frasa, tapi makna hampir sama. "Itam ya, sama kayak ayah juga bundanya," ujarnya sambil tertawa, yang terdengar di telinga, lebih menyerupai ejekan. Sakit hati sih. Jika yang mengatakan itu, orang dengan warna kulit eksotis aka gelap, tidak seperih ini,

Jenderal! Beda rasanya, karena yang mengatakan itu memang berkulit putih, begitupun anak­anak yang ia lahirkan. Namun, apalah daya. Rasa sakit hati dan emosi yang menggelegak dalam jiwa, terpaksa di telan.

Ibu mencubit pinggangku kencang, ketika mulut baru saja terbuka untuk menjawab "penghinaan" ini.

Memangnya warna kulit gelap, adalah suatu hal yang memalukan, hingga pantas untuk dicemoohkan? Memangnya lambang kecantikan dan ketampanan, adalah warna putih, jernih, dan mengkilat seperti porselen? Secara tidak langsung, aku merasa menjadi korban body shaming. Berhari­hari perkataan itu mengganggu pikiran.

Tak jarang membuat rasa percaya diri menyusut. Namun, akhirnya aku sadar. Seorang anak, adalah anugerah yang maha kuasa. Terlepas ia berkulit putih atau gelap, tampan atau berwajah pas­pasan. Semua anak itu istimewa, sesuai dengan porsinya masingmasing.

Ucapan dan penilaian orang lain, anggap saja angin lalu. Genggaman tangan dan pelukan kita sebagai ibu, adalah kekuatan, jika nanti datang badai yang menghempas kehidupannya.

------------------------------

Anakku yang kedua ini dari bayi sampai sekarang umur 1 tahun sering kena Body Shaming. Dari yang guyon bilang mungkin pas hamil suka ngopi padahal ngak sama sekali, dipandang sambil ditanya mirip siapa? ngak mirip kakaknya karena anak pertama putihan.

Tapi selalu saya jawab mereka dengan guyon, karena entah dalam hati saya malah merasa anak saya ini istimewa. Warna kulitnya memang gelap sendiri tapi masyaa Allah menurut saya kelihatan manis dan cantik.

Di penglihatan saya orang kalau ketika kulitnya gelap kelihatan cantik, begitu dia kulitnya putihan biasanya terlihat lebih cantik dari yang putih asli. Istimewa.

Saya akan berusaha menanamkan rasa percaya diri ke dia jika tambah besar nanti. Saya doakan dia jadi anak yang baik serta menyenangkan hati. Sehingga kelak apapun warna kulitnya tak akan mengurangi rasa cinta semua orang padanya.

Baca Juga