blog cerita pendek (cerpen)

"Anaknya hitam ya," seru seseorang kala itu. Geram sekali rasanya mendengar pernyataan itu. Bayi yang baru berumur beberapa hari saja sudah jadi korban body shaming. Ingin menyangkal, tapi rasanya tidak enak. Pasti ada emosi yang menyulut di sana. Memang kuakui, diri ini gampang tersulut emosi. Apalagi menyangkut harga diri. Ingin mengabaikan, tapi tidak semudah itu. Ucapan itu kadang bisa menari­nari di pikiran hingga berhari­-hari lamanya. Mungkin begini rasanya, saat seseorang menjadi korban pem­bully­an. Beruntung, zaman kecil dan masa­masa sekolah dulu, kasus bullying tidak semarak sekarang. Body Shaming terhadap buah hatiku tidak hanya terjadi sekali. Dulu, sewaktu si sulung lahir, juga terjadi hal serupa. Memang berlain frasa, tapi makna hampir sama. "Itam ya, sama kayak ayah juga bundanya," ujarnya sambil tertawa, yang terdengar di telinga, lebih menyerupai ejekan. Sakit hati sih. Jika yang mengatakan itu, orang dengan warna kulit eksotis aka gel

[Maksud si ayah baik sebenarnya, namun terkadang realita kehidupan tidak sejalan dengan keinginan, minimal kita bisa memberikan pelajaran tentang baik dan buruk sejak usia anak-anak, hingga nantinya dia akan tumbuh dengan baik.] Ayah : "Kak, ini lo lihat berita di tv sekali sekali biar mengerti perkembangan zaman". Sang ayah memanggil Anto anak pertama dalam keluarga. Anto : "Iya yah.." Ibu : "Jangan nonton film kartun terus..." Anto : "Ok yah" Akibat Nonton Berita diTV Si kakak langsung serius melihat berita di televisi, sampai volume tv-nya dia besarkan, entah kenapa hati ibu ini merasa aneh, setelah berita politik, dilanjutkan berita perampokan, lalu sang ayah beranjak bangun dari duduknya dan masuk ke kamar mandi untuk mandi lalu berangkat kerja. Ayah :"Bu, sini petik sayurnya deket kakak nemenin, sambil nonton berita..." Ibu :"Nonton berita apa sih kak,serius amat" Ayah :"Ini lo bu, ada gempa bumi,